Definisi dan Epidemiologi
Infeksi akut akibat infeksi virus campak. Penyakit ini sangat infeksius dengan transmisi utama melalui droplet. Angka kasus campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi, sekitar 3000-4000 per tahun. Penyakit ini paling banyak ditemui pada balita usia <1 bulan, lalu kelompok usia 1-4 tahun, dan usia 5-14 tahun.
Infeksi akut akibat infeksi virus campak. Penyakit ini sangat infeksius dengan transmisi utama melalui droplet. Angka kasus campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi, sekitar 3000-4000 per tahun. Penyakit ini paling banyak ditemui pada balita usia <1 bulan, lalu kelompok usia 1-4 tahun, dan usia 5-14 tahun.
Etiologi dan Patogenesis
Virus campak (measles atau rubeola) merupakan virus tipe paramyxovirus. Port d'entree virus ialah saluran pernapasan atas, kemudian ke kelenjar gentah bening regional, hingga penyebaran hematogen (darah). Secara patologi, monosit yang terinfeksi virus akan menyebarkan virus ke saluran respirasi, kulit, dan organ lainnya.
Tanda dan Gejala
- Masa inkubasi (10-12 hari)
- Stadium prodromal (2-4 hari). Demam tinggi terus menerus (>= 38,50 C) yang disertai batuk, pilek, faring hiperemis, dan nyeri menelan, stomatitis, serta mata merah (konjungtivitis) dan fotofobia. Tanda patognomonik ialah enantema mukosa pipi di depan molar tiga, yang disebut sebagai bercak Koplik. Kadang-kadang stadium ini disertai juga dengan diare.
- Stadium erupsi. Pada demam hari ke-4 atau 5, muncul ruam makulopapular, didahului oleh peningkatan suhu dari sebelumnya. Ruam secara bertahap muncul dari batas rambut di belakang telinga, lalu menyebar ke wajah, dan akhirnya ke ekstremitas. Ruam tersebut bertahan selama 5-6 hari.
- Stadium penyembuhan. Setelah 3 hari, ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam akan menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) dan mengelupas, serta baru akan menghilang setelah 1-2 minggu. Penderita campak sangat infeksius sejak 1-2 hari sebelum stadium prodromal, hingga 4 hari setelah ruam menghilang.
Pemeriksaan Penunjang
Labortorium hematologi rutin: jumlah leukosit normal atau sedikit meningkat (apabila disertai infeksi sekunder), Pemeriksaan untuk komplikasi: - ensefalopati/ensefalitis (pemeriksaan cairan serebrospinal, analisis gas darah dan elektrolit);
- enteritis (analisis feses lengkap); atau
- bronkopneumonia (rontgen toraks dan analisis gas darah).
Diagnosis
Gejala klinis yang khas yaitu melalui 3 fase trias dapat ditegakkan secara klinis (demam, ruam, batuk, dan konjungtivitis, atau ditemukan bercak Koplik) dikonfirmasi dengan:
- identifikasi sel-sel besar multinukleus apusan mukosa nasal,
- isolasi virus untuk kultur,
- deteksi antibodi serum (pada fase akut dan penyembuhan).
Diagnosis Banding
Penyakit lainnya dengan karakterisik demam yang disertai ruam makulopapular: rubela, roseola, infeksi enteroviral atau adenovirus, infeksi mononukleosis, toksoplasmosis, meningokoksemia, demam skarlet, penyakit riketsia, sindrom Kawasaki, maupun akibat obat-obatan.
Tata Laksana
- Suportif: tirah baring, hindari cahaya, serta pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Indikasi rawat inap: hiperpireksia, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau disertai komplikasi.
- Pemberian vitamin A untuk usia «6 bulan sebanyak 50.000 IU, usia 6 bulan-l tahun sebanyak 100.000 IU, anak tahun sebanyak 200.000 IU. Apabila disertai gejala pada mata akibat kekurangan vitamin A atau gizi buruk, diberikan 3 kali; hari l, hari 2, dan 2-4 minggu setelah dosis kedua.
- Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi sekunder.
- Pemberian vaksin campak sebagai profilaksis pasca pajanan dapat diberikan pada individu imunokompromais atau dengan penyakit kronis, dalam 72 jam pasca pajanan. Alternatif lainnya ialah imunoglobulin dalam 6 hari pasca paparan.
- Pada kasus dengan komplikasi:
- Ensefalopati:
- Kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis clan ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis selama 7-10 hari
- Deksametason dengan dosis awai 1 mg/ KgBB/hari, dilanjutkan g/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik. Pemberian yang melebihi 5 hari, lakukan tapering-off saat menghentikan terapi.
- Kebutuhan cairan dikurangi sampai 3/4 kebutuhan, serta koreksi gangguan elektrolit
- Bronkopneumonia:
- Oksigen 2 liter/menit;
- Kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis dan ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis selama 7-10 hari.
Komplikasi
- Otitis media;
- Pneumonia interstitial, terutama karena infeksi sekunder;
- Miokarditis (jarang);
- Limfadenitis mesenterika (jarang);
- Ensefalitis akut atau ensefalomielitis (angka kejadian 1-2 kasus per 1000 kasus);
- Subacute sclerosing panencephalitis. Degenerasi susunan saraf pusat akibat infeksi menetap campak dengan gejala deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang diikuti oleh kejang. Angka kejadiannya 1 per 25 ribu kasus campak, insidens tertinggi pada usia 8-10 tahun.
- Pudjiadi AH, Hegar B, Hardyastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, penyunting. Pedoman pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2011.
- Maldonado Y. Measles. Dalam: Kliegman RM, Stanton BM, Geme J, Schor N, Behrman RE, penyunting. Nelson's textbook of pediatrics. Edisi ke-19. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.
- Sumarmo SPS, Herry G, Sri RSH, Hindra IS, penyunting. Buku ajar infeksi dan pediatri tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012.
0 komentar:
Posting Komentar